BAB I. EKOSISTEM
Standa Kompetensi : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan AMDAL.
Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi Komponen Ekosistem
Tujuan Pembelajaran:
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan bisa :
1. Menjelaskan pengertian ekologi dengan benar.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem berdasarkan lingkungan sekitar.
3. Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik berdasarkan fungsinya.
A. Ekologi
Ekologi adalah
ilmu yang merupakan cabang dari biologi yang mengkaji interaksi antara
unsur-unsur lingkungan di alam dengan pendekatan tertentu. Pelopor
ilmu ekologi adalah seorang ahli biologi dari Jerman yang bernama Ernst Haekel (1866). Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah, dan logos
yang berarti ilmu. Sehingga secara harfiah, ekologi berarti ilmu
tentang makhluk hidup dalam rumahnya. Secara sederhana, ekologi dapat
diartikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Perhatikan peta konsep berikut ini.
Ekologi
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk
hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis
mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks
hingga organisme yang sederhana seperti jamur, khamir dan bakteri.
Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup
sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain
ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang
membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di
lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau
mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung
pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang,
bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang
bermanfaat bagi tanaman.
Mempelajari ekologi sangat penting,
karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di
seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini,
namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.
Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi
harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer.
Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti
geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu
membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan abiotik
mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk
memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti
hujan asam atau efek rumah kaca.
Ada dua asas dalam ekologi
yaitu; (1) dimanapun suatu organisme ada tidak akan dapat hidup
mandiri, untuk hidupnya suatu organisme memerlukan organisme lain atau
lingkungannya. (2) Lingkungan diperlukan organisme untuk makan,
lindungan, pertumbuhan, kembang-biak, dll.
Ahli ekologi mempelajari organisasi kehidupan dalam tiga tingkatan yaitu:
1. Populasi,
2. Komunitas,
3. Ekosistem
1. Populasi
Populasi
adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya
semua tanaman padi di pesawahan membentuk suatu populasi, begitu juga
dengan rerumputan atau serangga yang ada. Ahli ekologi memastikan dan
menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara
masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah
gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang
membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya
ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan
mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan
untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari
kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang
buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator,
dan faktor-faktor lainnya.
Tingkat populasi dari spesies bisa
banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan ini disebabkan
oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa
menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya
terjadi penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam
dapat menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Misalnya
adanya penyakit flu burung yang menyernag unggas. Kemudian adanya
peristiwa alam gempa atau gunung meletus yang menghancurkan makhluk
hidup di sekitarnya. Dampak teknologi juga bisa menyebabkan perubahan
populasi, misalnya, peralatan berat dan mobil menghasilkan gas asam
yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan dan turun ke
bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam
dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
2. Komunitas
Komunitas adalah
kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di
dalam suatu lingkungan. Ular, burung, belalang, ulat, tanaman padi,
rumput dan tikus adalah komunitas persawahan. Ahli ekologi mempelajari
peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka.
Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka
berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang
rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat
sulit untuk dipastikan.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut bioma.
Batas-batas bioma yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim.
Bioma yang utama termasuk di antaranya padang pasir, hutan, tundra, dan
beberapa tipe bioma air.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche).
Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi
di dalam lingkungannya, termasuk di antaranya faktor-faktor tertentu
seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator
yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang
dibutuhkan, dan kondisi di mana dapat direproduksi.
Beberapa ahli ekologi merasa bahwa hal ini disebabkan karena kompetisi jika dua spesies mencoba untuk mengisi peran ekologi "niche"
yang sama, selanjutnya kompetisi untuk membatasi berbagai sumber daya
akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli lainnya berpendapat bahwa
sebuah spesies yang menempati peran ekologi yang tinggi, melakukannya
karena tuntutan fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di
dalam komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies yang menempati
peran ekologi "niche" bukan karena
memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya, tetapi karena hanya
satu-satunya anggota komunitas yang memiliki kemampuan fisik memainkan
peran tersebut.
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi.
Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya
perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk
organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar
matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah
jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah. Perubahan-perubahan
ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas. Selanjutnya
karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan
kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut
bisa mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas
klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.
3. Penerapan ekologi
Penerapan
ekologi adalah pemanfaatan penelitian ekologi untuk mencapai
tujuan-tujuan yang praktis. Penelitian ini membantu kita untuk menjaga
dan mengatur sumber-sumber alam dan melindungi lingkungan. Ahli ekologi
terapan bekerja bersama para ilmuwan dari berbagai lapangan untuk
mencoba memecahkan masalah-masalah menyangkut tentang kesehatan dan
kemakmuran manusia, tanaman dan binatang.
Ahli-ahli ekologi
kawatir tentang jumlah yang manusia habiskan terhadap sumber-sumber
yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, gas, dan minyak, juga
polusi yang ditimbulkannya karena pemakaian yang terus menerus. Jika
jumlah penduduk terus bertambah maka masalah-masalah kekurangan minyak,
polusi, pembukaan hutan, kemacetan, kemiskinan dan gangguan cuaca juga
akan semakin memburuk..
Kekawatiran semakin bertambah dengan
hilangnya ekosistem alam dan banyak spesies yang hilang dengan
berubahnya hutan dan padang rumput menjadi lahan pertanian, pemukiman,
dan lahan kosong. Banyak orang yang beranggapan bahwa penelitian dan
kegiatan para ahli ekologi bertentangan dengan para praktisi ekonomi.
Tetapi para ahli ekologi yakin bahwa pengetahuan ekologi adalah sangat
perlu kebaikan ekonomi dalam jangka panjang. Mereka menunjuk bahwa
perawatan ekosistem alam menyediakan banyak keuntungan bagi masyarakat.
Contohnya jika jika udara dan air bersih maka masyarakat akan menjadi
sehat dan biaya perawatan kesehatan akan menjadi berkurang.
Banyak
ahli berpikir bahwa kita dapat menggunakan prinsip-prinsip ekologi
seperti aliran energi untuk memahami ekonomi manusia secara lebih baik.
Setiap orang harus belajar tentang ekologi dan lingkungan sehingga
manusia dapat hidup secara harmonis dengan penghuni alam yang lain.
Ekologi
semakin dirasakan manfaatnya setelah terjadi ketimpangan akibat
perilaku manusia yang cenderung merusak lingkungan. Pembakaran hutan,
penebangan hutan, pembuangan limbah sembarangan, paracunan, penggunaan
pestisida dan pupuk kimia, adalah contoh perbuatan manusia yang
berdampak negatif terhadap lingkungan. Dampak biologis yang paling
nyata adalah ketika pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida
atau racun kimia. Racun kimia tidak hanya membunuh hama tetapi juga
membunuh hewan yang bermanfaat. Oleh karena itu, ekologi berusaha
bagaimana mengendalikan makhluk hidup dengan menggunakan makhluk
hidup lain yang bersifat parasit atau predatornya. Manfaat ekologi
lainnya adalah diterapkannya pembangunan berwawasan lingkungan. Di mana
setiap proyek pembangunan harus melibatkan aspek ekologi dalam
pengambilan keputusannya. Wujudnya adalah adanya ANDAL atau AMDAL.
Tugas:
Buatlah
suatu bingkai segi empat dari bahan bambu atau tali dengan ukuran 1m x
1m. letakkan pada suatu tempat yang memunginkan anda mendapatkan
karakter komunitas atau ekosistem tertentu, baik yang dipermukaan atau
di kedalaman tertentu. Catat semua komponen penyusun komunitas atau
ekosistem tersebut. Tuangkan dalam daftar seperti di bawah ini,
kerjakan di buku tugas/catatanmu!
Daftar Pengamatan Komunitas ...............................
di
.............................................................................
Perkiraan Luas Area.................................................
Jenis Hewan
Jumlah Populasi
Jenis Tumbuhan
Jumlah Populasi
B. Komponen Ekosistem
Setiap ekosistem memiliki dua komponen pokok yaitu komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik
(benda mati). Komponen biotik terdiri dari semua jenis makhluk hidup
seperti tumbuhan, hewan, dan jasad renik (mikro) yang bersifat parasit maupun saprofit. Komponen abiotik
terdiri kumpulan makhluk tak hidup atau benda mati antara lain tanah,
udara, angin, keadaan suhu/temperatur, kelembaban, udara, air, kadar
garam (salinitas), keasaman (pH), tofografi (keadaan muka bumi), dan
cahaya matahari.
1. Komponen Abiotik
a. Cahaya Matahari. Cahaya
matahari merupakan komponen abiotik utama yang berguna sebagai sumber
energi primer bagi kehidupan. Terutama bagi tumbuhan dan makhluk
hidup autotrof lainnya, untuk berfotosintesis. Tidak semua spektrum
sinar matahari berguna untuk fotosintesis (hanya merah, nila, dan
biru). Penyebaran cahaya di permukaan bumi juga tidak merata.
Penyusupan cahaya ke dalam air juga terbatas. Oleh karena itu setiap
organisme mempunyai cara untuk beradaptasi terhadap unsur cahaya ini.
Faktor cahaya juga berkaitan dengan faktor suhu. Makhluk hidup
memiliki suhu optimum tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Reaksi
kimia dalam tubuh organisme juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Sempitnya sebaran suhu yang memungkinkan proses biokimia dapat
berlangsung secara efisien, menunjukkan bahwa organisme di manapun
mereka hidup, berkepentingan untuk melawan atau menghindari suhu
lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
b. Air.
Air juga merupakan komponen besar bagi penyusun tubuh makhluk hidup.
Keberadaan air di permukaan bumi yang tidak seragam telah menuntut
adaptasi makhluk hidup yang ada. Akibatnya munculkan keanekaragaman
makhluk hidup ditilik dari hubungannya dengan kebutuhan akan air.
Seberapa jauh organisme dapat membebaskan diri dari ketergantungan air,
tergantung pada kebutuhan dan kemampuannya menghemat air dalam keadaan
tertentu. Organisme yang hidup dalam habitat yang kering pada umumnya
memiliki cara penghematan atau penyimpanan air.
c. Udara.
Udara merupakan komponen penyusun atmosfer bumi. Komponen udara yang
terpenting bagi kehidupan makluk hidup adalah oksigen, dan
karbondioksida. Oksigen dibutuhkan dalam pernapasan semua makhluk
hidup, sedangkan karbondioksida digunakan sebagai komoponen pembentukan
bahan makanan (fotosintesis) bagi tumbuhan. Selain sebagai selimut
bumi, atmosfer juga sebagai sumber unsur tertentu yang berwujud gas.
Udara yang berada di dalam tanah juga sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Dengan demikian komposisi udara di atmorfer dan di dalam tanah
sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup.
d. Kelembaban.
Kelembaban adalah kadar air yang terdapat di udara. Kelembaban
berpengaruh pada proses penguapan air dari permukaan tubuh makhluk
hidup. Laju penguapan perpengaruh pada ketersediaan air di dalam tubuh
makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai respon yang
berbeda-beda terhadap lingkungan yang berkelembaban berbeda-beda.
Kelembaban penting karena dapat mempengaruhi kecepatan penguapan air
dari permukaan tubuh organisme yang selanjutnya mempengaruhi
kemampuannya untuk bertahan terhadap kekeringan.
e. Tanah.
Tanah merupakan tempat hidup seluruh kehidupan. Sebagian besar zat
penyusun tubuh makhluk hidup berasal dari tanah. Oleh sebab itu tak
mungkin ada kehidupan tanpa adanya tanah. Tanah yang subur yang mampu
menyediakan kebutuhan organisme terutama golongan tumbuhan. Tanah
secara fisik dan kimiawi merupakan hasil proses destruksi dan
konstruksi berbagai komponen lingkungan, seperti batuan dan bahan
organik. Pembusukan dan pelapukan merupakan contoh proses destruksi,
pembentukan mineral baru merupakan hasil proses konstruksi.
f. Arus angin.
Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan oleh perbedaan suhu
antara tempat-tempat itu. Kekuatan angin akan berpengaruh terhadap
karakter tumbuhan. Daerah yang biasa dengan angin yang kuat, hanya bisa
ditempati oleh tumbuhan yang liat dan berakar kuat. Angin juga
merupakan alat penyebaran biji dan spora.
g. Arus air.
Teristimewa dalam sungai atau aliran air lainnya. Hanya hewan yang
dapat berenang atau dapat menghindar dari arus deras dapat bertahan.
Sebab itu, hewan tak dapat berenang biasanya hidup di batu-batuan atau
dalam lubang-lubang pada tebing sungai. Tumbuhan yang mampu hidup pada
lingkungan berarus kuat biasanya menempelkan tubuhnya pada media
dengan akar yang kuat. Sedangkan yang hidup di perairan yang tenang ada
yang mengapung, melayang dengan alat tubuh teretentu.
h. Salinitas.
Kepentingan salinitas dapat dilihat secara tajam pada spesies laut dan
air tawar. Salinitas juga mempengaruhi destribusi hewan-hewan di
daerah pasang surut atau pertemuan sungai dan laut. Hewan-hewan di sini
memiliki kemampuan adaptasi fisiologi atau adaptasi tingkah laku untuk
bertahan terhadap turun naiknya (fluktuasi) salinitas harian yang
mengikuti irama pasang surutnya air laut.
i. Ombak.
Ini terutama berpengaruh terhadap makhluk hidup yang hidup dalam
daerah yang banyak gelombang. Untuk bertahan terhadap gempuran ombah
sewaktu-waktu perlu kemampuan adaptasi khusus, misalnya kemampuan
mencengkeram tempat tumbuh atau kedudukannya seperti binatang karang,
anemon laut, udang pantai penggali pasir, penempelan pada karang
seperti Fucus dan Laminaria.
j. Derajat keasaman (pH).
PH pada habitat makhluk hidup sangat berpengaruh pada jenis makhluk
hidup yang ada. Setiap makhluk hidup membutuhkan kondisi pH optimal
yang berbeda-beda. Perubahan pH pada habitat akan menimbulkan respon
tertentu dari makhluk hidup. Beberapa tanaman dapat bertahan hidup
dalam keadaan asam, lainnya dalam kondisi netral atau lebih bersifat
basa. Umumnya tanaman peka terhadap perubahan pH.
k. Iklim.
Iklim merupakan hasil interaksi komponen kelembaban udara, suhu, curah
hujan dll. Iklim berkaitan dengan tingkat kesuburan tanah, kadar air,
kadar garam laut, arus air, ombak dll. Makhluk hidup membutuhkan
adaptasi fisiologis dan adaptasi tingkah laku tertentu di dalam
merespon perubahan iklim. Hubungan antara iklim, tanah dan tumbuhan
disajikan dalam giagram berikut ini.
l. Topografi. Topografi adalah kombinasi antara posisi lintang suatu tempat dipermukaan bumi (latitude) serta tinggi rendahnnya ditinjau dari permukaan laut (altitude).
Topografi memiliki pengaruh besar terhadap iklim dan penyebaran
makhluk hidup. Dengan memperhatikan distribusi makhluk hidup, kita
dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan, misalnya pada sungai bagian
pinggir dan tengahnya, di atas dan di bawah batu, tembok sebelah timur
dan tembok sebelah barat rumah. Barangkali ini dapat dijelaskan dari
adanya perbedaan pencahayaan, suhu, kelembaban, oleh perbedaan letak
atau topografi. Topografi skala kecil ini dapat menggambarkan
distribusi organisme dalam skala besar, yaitu pemisahan geografis.
2. Komponen Biotik
Komponen
biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
Ada dua ciri terpenting dalam kelompok makhluk hidup yaitu; (1) metabolisme adalah suatu proses psikologis termasuk anabolisme (membangun) dan katabolisme (memecah).
Proses ini meliputi makan dan penggunaan energi. (2). Menjaga
kelangsungan diri sendiri. merupakan pengendalian, koordinasi, dan
menjaga kelangsungan jenis dari proses metabolisme yang merupakan tiga
unsur penting kehidupan.
Berdasarkan jenis makanannya, ada dua unsur pokok dalam komponen biotik, yaitu; (1). unsur autotrofik, adalah suatu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik. (2) unsur heterotrofik,
adalah organisme yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik
sebagai bahan makanannya, bahan tersebut disintesis oleh organisme
lain. Unsur autotrofik termasuk di dalamnya adalah golongan tumbuhan,
sedangkan unsur heterotropik termasuk di dalamnya adalah hewan dan
manusia.
Persamaan dan perbedaan mendasar antara golongan hewan dan tumbuhan adalah sebagai berikut :
Persamaan:
1. Keduanya terbentuk dari sel dasar dan membawa fungsi vital yang sama.
2. Perbedaan khusus (khas) antara keduanya terdapat di dalam struktur sel dan cara makan serta pergerakannya.
Perbedaan.
1. Tumbuhan dapat memproduksi makanannya dari materi anorganik sederhana yang diambil dari udara, tanah, dan air.
2.
Konsumen karena tidak bisa memproduksi makanannya sendiri. Makanan bagi
binatang sudah berwujud organik yang sudah disediakan oleh tumbuhan
atau binatang lain.
3. Binatang, secara umum dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
4. Tumbuhan hanya akarnya yang bergerak memanjang.
5. Tumbuhan mengeluarkan energi untuk proses pembuatan.
6.
Binatang kebanyakan mengeluarkan energi untuk mencari makanan, mencari
pasangan, dan bergerak menghindar dari musuhnya (predatornya).
Manusia
merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di bumi
ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan atau mempercepat
penyebaran hewan dan tumbuhan. Sebagai contoh penyebaran enceng gondok
di Indonesia ke Thailand yang semula sebagai tanaman hias sekarang
menjadi gulma, keong emas yang semula menjadi hiasan di kolam atau
sebagai sumber protein hewani tambahan sekarang menjadi hama padi.
Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang baik pada lingkungan yang cocok, yang disebut habitat.
Di tempat yang sesuai itulah makhluk hidup akan berkembang, menyebar
dan migrasi untuk mencari tempat lain yang kondisinya sama dengan
kondisi di mana nenek moyangnya berada.
Berdasarkan habitatnya, komponen biotik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1.
Makhluk hidup akuatik, yaitu makhluk hidup yang habitat hidupnya di
daerah perairan, misalnya ikan, rumput laut, paus, dan lain-lain.
2.
Makhluk hidup terestrial, yaitu makhluk hidup yang habitatnya di
daratan, misalnya harimau, kambing, ayam, dan lain-lain.
Di dalam ekosistem, setiap organisme menempati fungsi tertentu yang disebut dengan istilah relung atau niche.
Oleh karena itu komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan
berdasarkan relung tadi. Secara garis besar ada empat relung, yaitu:
a. Produsen.
Produsen yakni organisme yang dapat menyusun senyawa organik dari
bahan anorganik, menjadi makanannya sendiri. Di dalam membentuk
makanannya sendiri, organisme ini dibantu oleh cahaya matahari.
Organisme ini sering disebut juga organisme autotrop. Yang termasuk kelompok ini meliputi tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri dan ganggang biru.
b. Konsumen.
Konsumen meliputi organisme yang tidak mampu membuat zat makanan
sendiri, dan untuk memenuhi kebutuhan makanannya bergantung pada
organisme lain. Organisme ini disebut juga organisme heterotrop. Organisme konsumen dibedakan berdasarkan atas jenis makanannya menjadi golongan herbivora, karnivora, dan omnivora. Masih ingatkah apa pengertian dan contoh dari ketiga istilah terserbut?
c. Dekomposer.
Dekomposer disebut juga perombak (pengurai), yakni organisme yang
bertugas merombak sisa-sisa organisme lain untuk memperoleh makannnya.
Adanya perombak ini memungkinkan zat-zat organik terurai dan mengalami
daur ulang kembali menjadi hara. Yang termasuk kelompok perombak
adalah bakteri dan jamur.
d. Detritivora, yakni organisme yang memakan partikel-partikel organik (detritus). Detritus merupakan
hancuran jaringan hewan atau tumbuhan yang melapuk. Yang termasuk
golongan ini adalah cacing tanah, siput, lipan, keluwing, teripang, dll.
Berdasarkan
fungsinya komponen biotik dalam ekosistem biasanya dibedakan menjadi
tiga macam saja, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer dan
detritivora). Ketiga macam komponen biotik tersebut walaupun fungsi
atau peranannya berbeda namun dalam ekosistem terjadi hubungan saling
ketergantungan baik seara langsung maupun tidak langsung. Perhatikan
gambar di samping ini! jika anak panah menunjukkan arah perpindahan
energi atau zat makanan, coba kamu jelaskan hubungan saling
ketergantungan di antara komponen biotik tersebut!
Tugas:
Lakukan
pengamatan pada suatu tempat yang memunginkan anda mendapatkan karakter
dan persyaratan ekosistem tertentu. Catat semua komoponen penyusun
ekosistem tersebut. Tuangkan dalam daftar seperti di bawah ini.
Daftar Pengamatan Ekosistem .................
di ..........................
Jenis Abiotik
Jumlah Populasi
Jenis Biotik
Jumlah Populasi
C. Macam -Macam Ekosistem
Secara
garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.
1. Ekosistem darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominan
disebut bioma. Jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh keadaan iklim,
terutama curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembaban, dan
posisi lintang.
Peta pembagian bioma di Bumi
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a. Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan
hujan tropis, disebut juga hutan basah, memiliki ketinggian yang rendah
dari permukaan laut. Letak hutan hujan tropis berada di sepanjang
garis katulistiwa, sehingga hutan hujan tropis memiliki ciri
lingkungan, yaitu intensitas cahaya matahari yang tinggi, dan
intensitas curah hujan juga tinggi yaitu sekitar 220-225 cm per tahun.
Spesies yang beragam di hutan hujan dan juga ukuran dan bentuk tumbuhan
yang beragam. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon
utama antara 20-40m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Bagian kanopi, yaitu lapisan teratas
pohon dipenuhi oleh tumbuhan merambat, epifit, semak, dan tumbuhan
herba lainnya. Hewan di hutan hujan ini juga beragam, demikian juga
jenis serangganya. Gagak, kelelawar, ular, katak, badak, babi hutan,
harimau, burung hantu, dan monyet adalah contoh hewan yang ada di hutan
hujan tropis ini.
Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro
(iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung
cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/
besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika
sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), dan anggrek sebagai
epifit.
b. Bioma hutan gugur
Bioma hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun, dengan curah hujan 75-150 cm/tahun.
Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan
gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Tumbuhan di hutan gugur berciri, daun lebar misalnya tumbuhan maple,
oak, ash dan beech. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing,
burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak). Hewan melakukan adaptasi
di musim dingin dengan melakukan hibernasi (tidur jangka panjang) untuk
penghematan energi.
c. Bioma gurun
Beberapa
Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang
dan curah hujan rendah (15-25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa
mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari
suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan
malam sangat besar. Kurangnya air di gurun tidak mendukung proses
fotosintesis tumbuhan. Sebagai akibatnya produktivitas gurun sangat
rendah. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain
itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri
contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air (sukulen). Hewan yang hidup di
gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
d. Bioma padang rumput
Bioma
ini disebut juga stepa atau prairie, terdapat di daerah yang terbentang
dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang
lebih 50-75 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang
ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya
tergantung pada kelembaban. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa,
anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan
ular
e. Bioma taiga
Bioma taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah, musim panas yang
sangat singkat. Curah hujan berkisar 25 – 100 cm/tahun. Pada musim
dingin lantai hutan tertutup es akibat rurunnya salju. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus,
dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Suhu yang
dingin di hutan konifer menyebabkan penguapan air sangat jarang,
sehingga lingkungan menjadi demikian lembab dan sesuai untuk
pertumbuhan pepohonan. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag,
dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f. Bioma tundra
Bioma
tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Tundra disebut juga
padang lumut atau daerah tanpa pohon. Bioma ini memiliki suhu rata-rata
di bawah titik beku. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken (lumut
kerak), tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput.
Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki
rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang
kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. Ada dua jenis
tundra yaitu tundra artik yang terletak di kutub utara, dan tundra alpine yang terletak di ketinggian gunung.
Peta jenis ekosistem dari daerah tropis menuju kutub atau dataran rendah menuju puncak gunung.
2. Ekosistem Perairan Air Tawar
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup
di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
Adaptasi tumbuhan. Tumbuhan
yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat
seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel
hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi,
seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar
(akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air,
tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan.
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi
yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi
perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara
keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut
dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan
aliran energi dan kebiasaan hidup.
a. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
b. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
1). Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
2). Nekton;hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
3). Neuston;organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
4). Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong, kerang.
5). Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
mengalir adalah sungai.
a. Danau
Danau
merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut
daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang
drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas
dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan
tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
1) Daerah litoral.
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan
tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas
permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis
ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti
kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering
mencari makan di danau.
2). Daerah limnetik.
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim
panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera
dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh
ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar,
kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3). Daerah profundal.
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler
setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah
ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4). Daerah bentik. Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
1). Danau Oligotropik.
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan
makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan
di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
2). Danau Eutropik.
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen
terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang
menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk
dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas
manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan
sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan
fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming,
sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya
menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau
seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat
digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
b. Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah, dari bagian hulu
(pangkal) menuju hilir (ujung). Organisme fotosintetik jarang ditemui
di sungai bagian hulu. Materi organik yang ada di sungai bagian hulu
berasal dari daun dan ranting dari tumbuhan yang ada di sisi sungai.
Walaupun kandungan materi organiknya rendah, tetapi kadar oksigennya
tinggi (karena arus yang tinggi). Semakin menuju hilir, badan sungai
menjadi melebar dan arusnya tenang. Kondisi sungai yang tenang
memungkinkan tumbuhnya ganggang dan tumbuhan air. oleh karena itu di
hilir sungai materi organiknya tinggi, tetapi kadar oksigennya rendah.
Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.
Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.
Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang
mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk
berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi
fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga
berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering
dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular.
Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami
adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat
melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi
hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
3. Ekosistem Perairan Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Laut.
Ekosistem
laut atau bahari merupakan areal paling luas di antara
ekosistem-ekosistem utama lainnya (2/3 bagian bumi atau sekitar 361
juta km persegi).
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas
(kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl- mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan
bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan
air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.
Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke
bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan
yang berlangsung balik.
Berdasar intensitas cahaya matahari, habitat laut dibagi menjadi:
a) Daerah fotik, yaitu daerah yang cukup mendapat intensitas cahaya.
b) Daerah afotik,
yaitu daerah yang kurang / tidak mendapat cahaya. Ekosistem laut yang
tidak terjangkau oleh sinar matahari, karenanya dalam ekosistem ini
tidak ada organisme produsen yang fotoautotrof.
Karena pada ekosistem laut dalam tidak ada produsen fotoautotrof, maka
komunitas yang ada adalah hewan pemakan sampah (saprovora), karnivora,
dan detritivora.
c) Daerah batas antara fotik dan afotik disebut daerah termoklin. Pada daerah ini kedua air tidak bisa bercampur karena perbedaan berat jenisnya. Berat jenis air di daerah fotik lebih kecil dari pada daerah afotik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a) Neuritik; yaitu habitat laut yang dimulai dari tepi pantai sampai di daerah laut dengan kedalaman 200 meter.
b) Oceanik, yaitu habitat laut dari kedalaman 200-10.000 meter
2.
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.
Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut
terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya
terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah
memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis
air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum
air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis
melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.
Pembagian daerah ekosistem Laut secara vertikal dan horisontal
b. Ekosistem pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang
surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural
sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas
pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat
pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang,
porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora,
kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Ekosistem
pantai disebut juga ekosistem pantai pasir dangkal. Cirinya adalah
daerahnya terbuka, jauh dari pengaruh air sungai besar atau terdapat di
antara dua dinding batu terjal. Ekosistem pantai pasir dangkal banyak
terdapat di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi. Vegetasi
yang dominan adalah rumput laut dan ganggang. Ekosistem ini masih
dikelompokkan menjadi; ekosistem terumbu karang; ekosistem pantai batu
dan ekosistem pantai lumpur.
Sifat tumbuhan pada ekosistem pantai:
1). Menjalar dengan geragih yang panjang.
2). Berakar besar dan panjang.
3). Akarnya termasuk akar tunjang (akar rawa)
4). Memiliki formasi tertentu.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1). Formasi pes caprae. Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
2). Formasi baringtonia. Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa
hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi
tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi
untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan
dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau
antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3). Estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air
tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang,
dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan
ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi
untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari
makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4). Terumbu karang.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang
khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya.
Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat
ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria
yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain
dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang
laut, dan ikan karnivora.
Pembagian daerah Ekosistem Pantai
4. Ekosistem Buatan
Ada
beberapa ekosistem yang dihasilkan dari kegiatan manusia ketika
melakukan usaha memenuhi kebutuhannya. Dalam ekosistem buatan sangat
mungkin terjadi proses suksesi.
a. Waduk atau danau buatan.
Ketika dibangun sebuah bendungan di suatu tempat, maka substrat dasar
waduk tersebut berasal dari sawah, kebun, sungai, ladang, dan lahan
lain yang kondisinya berbeda-beda. Setelah terbentuk ekosistem baru
(waduk/danau) lambat laun akan mengalami suksesi.
b. Hutan tanaman.
Yaitu hutan yang vegetasinya dibudidayakan manusia. Hutan ini banyak
dikembangkan di Jawa dan sebagian Sumatera. Biasanya yang dikembangkan
adalah tanaman industri sehingga sering disebut hutan tanaman industri.
c. Agroekosistem.
Adalah ekosistem yang terjadi di daerah pertanian, seperti sawah tadah
hujan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan buah-buahan, dan
pertanian terpadu