Salam Hangat Pengunjung yang terhormat!
Posting kali ini saya, akan mengulas tentang Kisah Hidup Pak Jokow.Ternyata perjalanan hidup Pak Joko Widodo yang kita kenal sebagai Gubernur DKI Jakarta tak semulus yang kita kira, mari kita simak.
Beliau merupakan putra dari sebuah keluarga tukang kayu pinggir jalan, ketika beliau masih kecil beliau sering mambantu orang tuanya menggergaji kayu-kayu yang akan dijual dan diolah, beliau juga pernah menjadi seorang kuli. Hidupnya yang berasal dari rakyat kecil dan pernah merasakan berbagai kepahitan hidup sebagai rakyat membuatnya semakin mengerti akan arti sebuah hidup dan pentingnya memperhatikan rakyat kecil.
Saat beliau sekolah SD, tak pernah ada gengsi dan malu berdagang kepada teman-temannya, semua itu beliau lakukan agar mengurangi beban keuangan keluarga. Ketika beliau akan berangkat sekolah juga beliau harus berjalan kaki tidak seperti teman-temannya merek berangkat dengan sepedahnya, dan hal itu membuat beliau tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan hidup prihatin.
Saat beliau tumbuh dewasa, suatu hari beliau bertekad mengikuti tes ke Universitas Gajah Mada tepatnya Jurusan Perhutanan, dan alhasil dengan kecerdasaanya beliau lolos dan diterima disana, tapi memang hidup tak semulus yang kita fikirkan. Perjuangan tak sampai disana, selama beliau menempuh study di UGM, beliau mengalamai kendala keuangan terutama untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sampai-sampai beliau harus 5 kali pindah kosan. Sekali lagi beliau tak pernah gengsi, meskipun bertittle Lulusan UGM, beliau masih saja menjadi tukang kayu, namun beliau banyak memiliki wawasan luas, sehingga tukang kayu disihir menjadi pengusaha Mebel yang besar dan mampu memberikan pekerjaan untuk orang lain di tempatnya. Meskipun dalam membangun usaha membelnya itu beliau harus menggadaikan rumah ayahnya sendiri.
Suatu hari beliau bertemu dengan orang jerman bernama Micl Romaknan, Micl saat itu akan memesan kayu produksi beliau, berka keuletan dan kejujuran beliau, produksi kayu beliau dipesan ke jerman hingga beberapa kontainer dan beliau bisa jalan-jalan ke Eropa. Di Eropa beliau tidak untuk hura-hura tapi disana beliau banyak belajar dan menganalisa kehidupan dan kemajuan perkotaan di Eropa. dan beliau berfikir bagaimana caranya agar kota-kota di Indonesia bisa seperti di Eropa sana, setelah merenung disana beliau mendapatkan jawabannya yaitu :
“Ruang Kota dibangun dengan Bahasa
Kemanusiaan, Bahasa Kerja dan Bahasa Kejujuran”. Tiga hal itulah yang kini dikembangkan beliau ketika membangun kota Solo menjadi kota yang beliau inginkan.
Cita-cita beliau tidak hanya sampai disitu saja, meskipun beliau berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses, beliau berfikir untuk bisa mengabdikan dirinya kepada negeri ini untuk menciptakan negeri yang memilki kualitas dan penghargaa yang tinggi. Akhirnya beliau terjun ke dunia politik dan mencoba mengajukan diri sebagai Wali Kota Solo, meskipun cibiran datang menghadang karena fisik beliau yang dianggap cocok hanya sebagai tukang becak bukan seorang pemimpin yang memilki fisik yang kekar, di tambah banyak yang meragukan kemampuan beliau, namun memang beliau memiliki jiwa kepemimpinan dan kecerdasan hal itu beliau buktikan ketika beliau terpilih sebagai Walikota Solo, dan menyihir kota Solo menjadi kota yang bersih dan damai, beliau terpilih sebagia Walikota Terbaik di dunia.
Dan sekarang beliau benar-benar menjadi seorang Pemimpin yang kini banyak dirindukan oleh bangsa Indonesia, beliau terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta mengalahkan para pesaingnya yang pamornya mungkin lebih daripada beliau, tapi berkat kejujuran dan keuletan beliau, rakyat Jakarta mempercayakan Ibu kota Indonesia dipegang oleh beliau yaitu Pak Joko Widodo. Tak banyak kata yang terucap dari lisan beliau ketika cacian dan cibiran datang menghadang
“Hidup adalah tantangan, jangan dengarkan omongan orang, yang penting
kerja, kerja dan kerja. Kerja akan menghasilkan sesuatu, sementara
omongan hanya menghasilkan alasan”
Kami Bangga Padamu, Pemimpinku yang kurindu Pak Joko Widodo!